Oleh: Annisa Fuji (Staf Biro Hubungan Masyarakat LK2 FHUI 2018)

“Sebagai kaum terdidik, kita semua merasa terpanggil bagaimana mendorong rakyat memiliki kesadaran hukum yang tinggi. Sehingga hukum bisa menjadi budaya.”

Adalah sebuah kalimat yang pernah diungkapkan oleh seorang tokoh di bidang hukum. Buyung, begitulah panggilan yang diberikan oleh teman-teman dan kerabatnya kepada seorang pria yang memiliki nama lengkap Adnan Bahrum Nasution atau lebih dikenal dengan Adnan Buyung Nasution ini. Adnan Buyung Nasution lahir di Jakarta, 20 Juli 1934. Beliau pernah menempuh pendidikan selama satu tahun di bidang teknik sipil Institut Teknologi Bandung, lalu pindah ke Universitas Gajah Mada dan mengambil bidang Hukum, Ekonomi, dan Sosial Politik, dan tak lama setelahnya beliau pindah ke Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan di Universitas Indonesia.[i]

Adnan Buyung Nasution melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar master International Law di The University of Melbourne, Australia serta dilanjutkan dengan meraih gelar doktor di Rijksuniversiteit Utrecht Belanda.[ii] Ayah beliau, Rachmat Nasution, merupakan seorang pejuang yang bergerilya melawan Belanda. Selain itu, sang Ayah juga merupakan pendiri kantor berita Antara dan harian Kedaulatan Rakyat. Sosok Ayah inilah yang banyak berpengaruh terhadap beliau pada masa kecilnya.[iii]

 

 

 

Setelah beranjak dewasa, Adnan Buyung Nasution memulai kariernya di bidang hukum sebagai seorang jaksa di Kejaksaan Negeri Istimewa Jakarta dari tahun 1957 – 1961. Selain menjadi seorang jaksa, beliau juga pernah menjadi seorang anggota dewan yaitu, anggota DPR/MPR pada periode 1966 – 1968. Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai jaksa dan anggota dewan, Adnan Buyung Nasution meneruskan kariernya sebagai seorang advokat dengan mendirikan sebuah firma hukum yang diberi nama Adnan Buyung Nasution and Associates pada tahun 1969 – 1987. Tidak hanya itu, pada tahun 1971, beliau mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).[iv]  Pada tahun 2007 – 2009 Adnan Buyung Nasution menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden.[v]

Pemikiran-pemikiran beliau terkait penegakan keadilan dan Hak Asasi Manusia (HAM) diperkuat oleh LBH dengan dibuatnya sebuah memorial lectures. Dalam memorial lectures yang berjudul “Warisan ABN untuk Keadilan dan HAM,” disebutkan bahwa Adnan Buyung Nasution memiliki gagasan dan pemikiran yang hebat dan menginspirasi. Pembentukan LBH yang dicetuskan oleh Adnan Buyung Nasution merupakan awal yang baik dan menjadi tonggak sejarah perjuangan melawan ketidakadilan di Indonesia. Bantuan hukum yang diberikan merupakan wujud perjuangan dalam mencapai cita-cita negara hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Perjuangan tersebut harus diakui dan diapresiasi setinggi-tingginya. Adnan Buyung Nasution telah berjasa memberikan warna tersendiri bagi tegaknya hak asasi manusia dan proses demokratisasi dan reformasi hukum di Indonesia. Energi yang berlimpah, gagasan-gagasannya yang selalu orisinil dan keberaniannya mengemukakan aspirasi dan gagasan-gagasan pemikirannya telah membuat beliau sebagai seorang yang luar biasa.[vi]

Adnan Buyung Nasution menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah pada 23 September 2015. Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, beliau sempat menuliskan sebuah pesan, yaitu “Lanjutkan perjuangan Ayah terutama membela masyarakat miskin. Lanjutkan perjuangan di LBH untuk rakyat miskin yang tertindas, perjuangkan masalah HAM dan demokrasi.”[vii]

 

 

[i]Rizka Damayanti, “Profil dan Biografi Adnan Buyung Nasution,” http://www.profilpedia.com/2014/09/profil-dan-biografi-adnan-buyung-nasution.html, diakses 13 April 2018.

[ii] Fatimah Ibtisam, “Belajar dari Bang Adnan Buyung Nasution,” https://www.youthmanual.com/post/terkini/berita/belajar-dari-bang-adnan-buyung-nasution, diakses 14 April 2018.

[iii] Rizka Damayanti, “Profil dan Biografi Adnan Buyung Nasution,” http://www.profilpedia.com/2014/09/profil-dan-biografi-adnan-buyung-nasution.html, diakses 14 April 2018.

[iv] Nurul Hidayati, “Adnan Buyung Nasution Si Jambul Putih Pendekar Hukum dan HAM,” https://news.detik.com/berita/3026451/adnan-buyung-nasution-si-jambul-putih-pendekar-hukum-dan-ham, diakses 14 April 2018.

[v] Adnan Buyung Nasution, “Nasihat untuk SBY,” (Cet. 1; Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2012), hlm. 307.

[vi] Frans H. Winarta, “Warisan ABN untuk Keadilan dan HAM,” https://www.bantuanhukum.or.id/web/warisan-adnan-buyung-nasution-untuk-keadilan-dan-ham/, diakses 15 April 2018.

[vii] Reynaldo Ghiffari Lubabah, “Sebelum meninggal ABN tulis wasiat di kertas, begini isinya,” https://www.merdeka.com/peristiwa/sebelum-meninggal-adnan-buyung-tulis-wasiat-di-kertas-begini-isinya.html, diakses 15 April 2018.

 

Leave a Reply